Daftar Isi [Tampil]
Sinopsis yang kurang menarik atau keliru, tidak bisa dibenarkan dalam dunia literasi. Jika sinopsis adalah cuplikan dari sebuah karya besar, dan sinopsis tadi gagal, bagaimana pembaca akan tertarik membaca lebih jauh? Sinopsis yang buruk tidak hanya merugikan penulis, tetapi juga merugikan pembaca. Pembaca akan kehilangan kesempatan menemukan bahan bacaan yang sesuai, review buku yang menarik.
Jadi, kenapa sinopsis yang buruk merupakan kesalahan?
Alasan Sinopsis yang Buruk Adalah Kesalahan
1. Tidak MenarikSinopsis yang dibuat tetapi tidak sesuai dengan isi buku sebenarnya, bisa membosankan dan membuat pembaca kehilangan minat untuk membaca review buku.
2. Spoiler Berlebihan
Jika terlalu banyak menulis hal detail cerita atau membocorkan ending cerita, maka sinopsis yang dibuat jadi tidak menarik lagi.
3. Menyimpang dari Inti Cerita
Sinopsis yang menyimpang dari inti cerita bisa membuat pembaca bingung dan tidak paham dengan apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh si pereview buku.
4. Bahasa Kacau
Menulis sinopsis dengan bahasa yang rumit, terlalu banyak istilah sulit berpotensi membuat sinopsis sulit dipahami pembaca.
Kesalahan Umum Menulis Sinopsis untuk Review Buku
Sinopsis yang buruk adalah sebuah kesalahan. Oleh karena itu, kita perlu membuat sinopsis pada review buku dengan baik. Dengan sinopsis yang baik, maka bisa menarik minat pembaca terhadap suatu review buku.Meski demikian, sejumlah penulis review buku kadang membuat kesalahan yang ternyata mengurangi efektivitas sinopsis mereka. Berikut beberapa kesalahan umum menulis sinopsis untuk review buku yang biasa ditemui:
1. Terlalu Panjang atau Terlalu Pendek
Bagaimana jika membaca sinopsis buku terlalu panjang? Membosankan bukan? Bahkan kadang yang ditulis tidak penting. Kadang malah membuat kehilangan minat membaca.Sebaliknya, bagaimana dengan sinopsis yang terlalu pendek? Hah, kok sudah selesai saja? Isinya tentang apa sih? Sinopsis yang terlalu pendek tidak cukup memberikan gambaran isi buku. Jadi kurang informatif.
2. Spoiler Berlebihan
Memberikan terlalu banyak detail cerita, bahkan solusi dari konflik yang ada membuat cerita jadi tidak menarik lagi. Efeknya minat untuk membaca buku secara lengkap dan utuh pun jadi hilang. Begitupula jika mengungkap akhir cerita secara keseluruhan, efeknya nyaris sama. Hal ini dapat merusak kejutan dan ketegangan cerita. Hal ini berlaku terutama untuk buku fiksi, contohnya novel.Untuk buku non fiksi, sinopsis atau ringkasan sebaiknya menuliskan bagian awal hingga akhir, tanpa menuliskan detailnya. Jadi tetap ditulis lengkap hingga bagian penutupnya. Oleh karena itu, kita perlu menulis sinopsis anti spoiler pada review buku.
3. Tidak Menjelaskan Inti Buku
Ada kalanya, saking asyiknya menulis atau membahas tentang sesuatu pada buku, kadang kita tidak fokus pada inti bukunya. Alih-alih menjelaskan konflik utama, sinopsis malah terlalu fokus pada hal lain seperti detail latar atau karakter yang tidak penting.Begitu pula saat menulis sinopsis buku non fiksi. Kadang kita terlalu fokus pada hal-hal yang luas, jadi hal penting yang sebenarnya jadi inti buku malah tidak dibahas. Padahal buku sudah membatasi pembahasan tadi menjadi lebih khusus.
4. Bahasa yang Tidak Menarik
Sinopsis yang ditulis dengan bahasa rumit yang berbelit-belit, kemungkinan sinopsis jadi sulit dipahami. Kata-kata yang terlalu umum pun seperti ‘menarik’, ‘bagus’, ‘penting’, dan lain-lain juga bisa membosankan dan tidak menggambarkan dengan jelas isi buku.Sinopsis yang ditulis dengan bahasa terlalu baku, seperti mesin, dan tidak ‘menusiawi’ bisa berpotensi membosankan dan tidak menarik minat pembaca.
5. Tidak Menargetkan Pembaca
Untuk siapa sih sinopsis dibuat? Tentu untuk pembaca. Jika menulisnya hanya untuk ‘mesin pencari’ tanpa mempertimbangkan pembaca, ya percuma saja. Pembaca tidak akan mendapatkan manfaat berupa informasi dari sinopsis yang ada pada review buku tadi.Genre buku kadang juga tidak disebutkan dengan jelas. Padahal pembaca perlu tahu genre buku untuk memutuskan apakah tertarik membaca atau tidak. Keunikan buku kadang juga tidak dituliskan, jadi pembaca tidak tahu apa yang membuat buku tadi berbeda dari buku lainnya.
6. Terlalu Subyektif
Lho, bukannya pada review buku ada bagian yang berupa opini atau pendapat pereview terhadap buku yang dibaca dan direview tadi? Betul, tetapi bukan berarti penulis review buku bebas sebebas-bebasnya menuliskannya. Misalnya menggunakan bahasa yang terlalu emosional karena ada sentimen tertentu dengan penulis bukunya. Meski menyampaikan opini pribadi, tetapi tetap harus disampaikan dengan memberikan informasi yang jelas.Selain itu, saat memberikan pendapat dan opini, kadang tidak didukung juga dengan bukti pendukung yang jelas. Jadi penilaian positif dan negatif kurang kuat karena tidak ada alasan yang jelas.
Penutup
Pada review buku yang bagus dan baik, tidak hanya berisi sinopsis buku saja tanpa dilengkapi dengan komponen lainnya. Meski hanya menjadi bagian dari review buku, sinopsis buku tetap harus ditulis dengan baik. Pentingnya sinopsis ini memberikan gambaran isi buku secara umum.Sinopsis yang menarik dan efektif dapat menjadi salah satu daya tarik sebuah review buku agar disukai dan dibaca oleh pembaca. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan yang telah dijelaskan di atas tadi, diharapkan kita bisa menulis sinopsis pada review buku dengan lebih baik sehingga semakin menarik minat pembaca.
Sampai jumpa di tulisan selanjutnya tentang Tantangan Penulis Review Buku Masa Kini.
Tidak ada komentar:
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Blognya Bening Pertiwi. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.