Daftar Isi [Tampil]
Menulis review buku elektronik seperti ini sedikit berbeda jika dibandingkan dengan menulis review buku fisik biasa. Tapi, sebelumnya, apa sih audiobook itu?
Apa itu Audiobook?
Audiobook adalah jenis buku berbentuk suara. Yakni rekaman audio dari sebuah buku atau karya lain yang dibacakan dengan lantang. Pembaca buku dalam audiobook disebut narator. Penjelasan tentang audiobook juga bisa dibaca pada artikel lain pada blog ini.Audiobook bisa berisi bacaan lengkap seluruh bagian buku atau versi yang lebih pendek. Saat ini, audiobook umumnya bisa didengarkan dari berbagai perangkat elektronik seperti ponsel, tablet, komputer, pemutar musik atau bahkan di mobil. Ada banyak alasan kenapa auidiobook saat menjadi menjadi lebih menarik. Untuk mendapatkan buku versi audiobook pun sudah sangat mudah.
Mengapa Menulis Review Buku Audiobook Berbeda dengan Review Buku Lainnya?
Ada beberapa alasan yang membuat menulis review buku berbentuk audiobook berbeda dengan menulis review buku laiinya. Berikut penjelasannya:1. Pengalaman Membaca yang Berbeda
Audiobook dan buku lain (buku fisik dan ebook) melibatkan jenis indera yang berbeda untuk menikmatnya. Pada saat membaca buku fisika tahu ebook, kita akan melibatkan proses visualisasi teks menggunakan indera mata. Sedangkan mendengarkan audiobook, kita menggunakan indera telinga.Dua indera berbeda ini yang memberikan pengalaman membaca berbeda pula. Oleh karena itu, kita membutuhkan pendekatan yang bereda pula dalam menilai kualitas buku dan memberikan informasi pada pembaca.
2. Elemen Narasi
Pada saat menulis review buku berbentuk audiobook, kita perlu juga mempertimbangkan kualitas narasinya, seperti kejelasan suara dan intonasi. Selain itu, kecepatan narasi juga perlu dipertimbangkan, apakah audiobook yang didengarkan bisa dinikmati dan temponya sesuai atau tidak.Kedua hal ini tidak akan kita temukan pada saat membaca ebook atau buku fisik. Sehingga perlu dipertimbangkan untuk memberi gambaran lengkap tentang pengalaman mendengarkan audiobook.
3. Nilai Produksi
Buku dengan format audiobook berbentuk rekaman suara. Oleh karena itu, kita juga perlu memperhatikan kualitas produknya, seperti kualitas audio, kejernikah suara hingga adanya musik atau efek suara.Selain itu, pada buku berbentuk audiobook juga perlu memperhatikan format yang tersedia. Apakah dapat diunduh atau harus didengarkan di platform-nya langsung. Apakah dapat diputar pada semua jenis pemutar video atau hanya pada pemutar video tertentu.
Hal-hal ini tidak ada atau tidak ditemukan pada buku fisik atau buku format ebook. Oleh karena itu, perlu juga jadi bahan pertimbangan untuk memberikan informasi bagi pembaca/pendengar.
4. Perbandingan dengan Versi Lain (Jika Ada)
Apakah buku berbentuk audiobook juga ada versi lainnya, cetak fisik atau ebook? Beberapa ada yang juga memiliki versi fisiknya ada yang tidak. Perbandingan dengan versi lain ini juga dapat menjadi pertimbangan saat menuliskan review buku audiobook.Pada review buku audiobook, bisa juga ditambahkan menyebutkan bagian-bagian tertentu yang enak didengarkan dan bagian yang dirasa bisa diabaikan.
5. Target Pembaca
Pada buku berbentuk fisik atau ebook, umumnya pembaca memang mencari informasi isi buku secara menyeluruh. Review buku membantu pembaca menemukan informasi ini lebih mudah.Berbeda dengan buku berbentuk audiobook. Yang memang memberikan kesan lebih ke hiburan saja dan untuk mendapatkan pengalaman membaca buku lewat suara. Jika ingin mencari informasi tertentu agak sulit mencarinya, karena harus mendengarkan dari awal atau memperkirakan letaknya sambil mendengarkan.
Menulis Review Buku Format Audiobook
Karena kekhasan yang dimiliki buku format audiobook, seperti sudah dibahas di atas, maka menulis review buku format audiobook sedikit berbeda dengan menulis review buku format lainnya.Berikut beberapa langkahnya:
1. Mendengarkan Audiobook dengan Seksama
Langkah pertama sebelum menulis review buku audiobook adalah mendengarkan file audiobook secara keseluruhan. Dari mendengarkan ini, kita bisa memahami isi, gaya narasi hingga kualitas suara naratornya. Kita juga bisa memperhatikan cara narator membawakan cerita. Apakah narator ini dapat menghidupkan cerita atau tidak.Sembari mendengarkan, kita juga bisa mencatat poin-poin penting, atau hal-hal menarik lainnya. Lalu, mumpung baru dengar, buat juga ringkasan tentang isi audiobook tadi.
2. Menilai Kualitas Narasi
Karena format audiobook sangat khas, maka saat menulis review buku kita juga perlu menilai kualitas narasinya, seperti bagaimana performa narator, apakah suaranya jelas, enak didengar dan sesuai dengan karakter cerita?Lalu cek juga bagaimana intonasi dan narasinya. Apakah sudah tepat dan dapat menyampaikan emosi cerita dan suasana cerita secara tepat. Kita juga bisa memperhatikan apakah ada kesalahan saat pelafalan cerita.
3. Membandingkan dengan Versi Lain (Jika Ada)
Jika selain versi audiobook ada versi lain, pada saat menulis review buku, kita juga bisa membandingkannya dengan versi lain. Kita bisa mempertimbangkan juga, versi audiobook ini bisa membuat pengalaman membaca menjadi lebih menyenangkan atau tidak. Lalu, apa ada bagian-bagian buku yang sebaiknya disampaikan versi cetak atau versi audiobook.4. Menyiapkan Data Audiobook
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan data buku format audiobook ini. Informasi buku pada buku fisik, bisa langsung kita temukan dengan mudah pada bagian setelah sampul buku. Tapi pada buku versi audiobook ini, kita perlu mencarinya dengan cara lain. Misalnya dengan melihatnya pada informasi data file audiobook. Atau melihatnya pada buku versi lain.Informasi penting buku yang perlu dicari seperti judul, penulis, penerbit, tahun terbit, ISBN, genre, dan durasi audiobook. Informasi mengenai penulis dan narator juga bisa disebutkan jika memang ada dan memungkinkan.
5. Menulis sesuai Struktur Review Buku
Jika informasi yang dibutuhkan sudah lengkap, tinggal menulis review buku sesuai strukturnya:- Judul: judul review buku sebaiknya informatif, menarik, sesuai dengan isi review buku
- Identitas Buku: tulis informasi identitas buku yang lengkap sesuai data yang sudah dicari tadi.
- Ringkasan: kita bisa mencantumkan isi audiobook secara ringkas, meliputi alur cerita dan poin poin pentingnya.
- Analisis dan Penilaian: seperti pada buku umumnya, kita juga bisa mencantumkan kelebihan dan kekurangan audiobook, lalu berikan penilaian. Bisa dijelaskan juga hal-hal yang disukai dan tidak disukai
- Kualitas Narasi dan Perbandingan dengan Versi lain: kualitas narasi dan perbandingan dengan versi lain bisa juga dimasukkan pada review buku audiobook.
- Rekomendasi dan Kesimpulan: terakhir kita bisa memberikan rekomendasi, buku versi audiobook ini cocok didengarkan oleh siapa saja dan kesimpulan akhirnya.
6. Cek Ulang dan Perbaiki Jika ada Kesalahan
Sebelum review buku dipublikasikan, jangan lupa pastikan tidak ada kesalahan ketik. Kita bisa mengecek ulang lagi. Pastikan bahasa yang digunakan jelas dan objektif. Selain itu perhatikan juga ejaan dan tata bahasa. Gunakan format yang rapi dan mudah dibaca.Penutup
Menulis review buku berformat audiobok membutuhkan pendekatan yang sedikit berbeda dengan buku umumnya. Hal ini karena pada audiobook ada beberapa kekhasan tertentu, seperti narasi, nilai produksi dan perbandingan dengan versi lain.Kita juga dapat memberikan informasi tambahan dimana menemukan audiobook yang dimaksud, apa rekomendasi aplikasi audiobook yang cocok. Selain itu gambar atau video sampul audiobook juga dapat ditambahkan agar review buku menjadi lebih menarik.
Terakhir, tujuan menulis review buku adalah memberikan gambaran lengkap tentang pengalaman mendengarkan audiobook. Hingga nantinya dapat juga membantu pembaca untuk mengambil keputusan, apakah akan mendengarkan audiobook tadi atau tidak.
Oke, sampai jumpa pada tulisan selanjutnya tentang peran pereview buku sebelum buku diterbitkan
Audiobook semakin populer sebagai alternatif cara menikmati buku. Bagi para pecinta buku yang sibuk atau ingin multitasking, audiobook menawarkan solusi praktis untuk tetap "membaca" di tengah kesibukan. Untuk menulis review perlu pemahaman lebih dalam yah
BalasHapusSecara kepenulisan, ulasannya sama ya dengan buku fisik maupun ebook, yang membedakan ada pada pandangan lain berupa narator dan sudut lain yaitu dengan menggunakan indera telinga. Pengalaman membaca yang berbeda inilah menjadikan review audiobook menjadi paling berkesan. Kenapa nggak kepikiran ya, jadi pengen review audiobook juga, haha.
BalasHapusWah, bisa ditulis juga reviewnya ya audiobook ini. Saya termasuk jarang mendengarkan audiobook lebih suka membaca text. Karena hanya di waktu tertentu saja saya bisa mendengarkan dengan nyaman.
BalasHapusMenaruk nih. Baca buku tapi dengan cara mendengarkan. Selama ini belum pernah coba. Saya kira cuma untuk teman-teman yang tidak bisa melihat. Ternyata kita bisa juga menikmatinya ya. Juga bisa buat reviewnya
BalasHapusJadi inget dulu pernah nyoba salah satu aplikasi audiobook dan merasakan sensasi cara lain menikmati sebuah buku. Semodern itu ternyata dunia kita ya saat ini, buku yang biasanya habis dibaca dalam beberapa hari bisa menjadi lebih praktis dengan tinggal didengarkan saja
BalasHapusMemang jadi pengalaman tersendiri ya kalau mendengarkan audiobook. Harus benar-benar menyimak, narasinya pun harus jelas. Secara imajinasi, sepertinya audiobook membuat pendengarnya lebih menghayati suasana yah...
BalasHapusOalah, saya tahu soal audiobook. Cuma gak pernah tahu kalau ternyata kita juga bisa menuliskan reviewnya. Kepikirannya selalu deh ke buku fisik atau ebook. Tapi beda jenis buku, beda juga ya cara review-nya.
BalasHapusBahkan buku pun skrg bisa berupa audio lho masyaAllah, tapi gini ini berpengaruh sama tingkat literasi anak ngga ya mba? yah tahu sih literasi ngga hanya soal menulis dan membaca tapi jg memahami yaa.. cuma penasaran aja hihi
BalasHapusMenarik. Aku beberapa kali dengar audiobook, tapi belum pernah mencoba membuat review-nya.
BalasHapusMemang beda ya, membaca buku versi cetak atau ebook dengan mendengarkan audiobook. Jadi, menurutku, menulis review buku dengan format audiobook juga kayak menambah bahasan review kita. Gimana naratornya membaca bukunya.
BalasHapusBagian cover dari audio book memang kudu yang menarik agar orang pun tertarik untuk membaca dan play audionya. Dengan begitu bisa mengundang untuk dapat rating juga
BalasHapusKehadiran audiobook memang menjadi banyak pilihan menikmati buku. Dan kalau saya, ini cocok ujntuk di perjalanan di dalam transportasi, karena saya tidak bisa membaca buku fisik dan e-book selama di perjalanan. kepala pusing hehehe.
BalasHapusNamun saat mereview audiobook, memang fokus mendengarkan, agar tidak ada bagian yang terlewatkan.
Ini cara baru membaca buku tanpa kita perlu buka buku ya kak. Bs dipake pas lagi di kendaraan/aktivitas yg ga bs dilakukan multitaskingtuh. Jd kerjaan satu bs beres, tp dpt pengetahuan melalui baca buku dgn audiobook ini jg ttp bs jalan.
BalasHapusKeknya lebih menantang menulis review buku audiobook ya, kek harus lebih fokus gitu dengerinnya. Tapi pasti seru sih, karena beda dari review buku pada umumnya.
BalasHapusMendengarkan audiobook itu kaya petualangan membaca dengan kuping kita! Narasinya hidup dan bisa bawa cerita ke tingkat baru. Menulis review audiobook punya trik tersendiri, kayak menilai narasi yang asyik dan membandinginnya sama versi lain. Buat yang suka cerita yang praktis didengerin dan seru, audiobook bisa jadi pilihan yang oke banget!
BalasHapusMenulis review audiobooks menurutku lebih sulit sih dan lebih memakan banyak waktu. Karena veesi audiobook tidak bisa disimak seperti versi cetak atau teks.
BalasHapusBaru tau kalo ada audiobook. Dengan hadirnya inovasi ini membaca jadi lebih mudah ya mbak. Bisa dibaca sambil melakukan pekerjaan rumah. Jadi penasaran sama audiobook. Sayangnya aku gampang ngantuk, pasti kalo denger audiobook nggak berasa tiba-tiba udah di alam mimpi aja wkwk.
BalasHapusSaya pernah menemukan novel online yang bisa audiobook gitu. Pas saya coba wah banyak yg meleset dan intonasi tidak pas. Jadi lucu dan akhirnya saya tidak memilihnya lagi
BalasHapusSekarang saya baca sendiri langsung sejak. Hehe
Baru tahu aku ada audiobook. Menurutku sih kalo mau review audiobook ini kita harus bener-bener fokus, dan mendengarkan dengan baik.
BalasHapusAku jadi kangen mendengarkan audiobook.
BalasHapusBeberapa waktu lalu, aku sengaja uninstal karena ingin fokus ke membaca ebook. Tapi dari paparan ka Bening, rasanya bisa bisa aja yaa... membuat review dan menjadikannya pengalaman membaca yang berprogress kalau ditekuni.
Selama ini hanya tahu kalau buku fisik aja yang bisa direview. Ternyata audiobook juga bisa direview ya, hanya dengan cara berbeda. Sepertinya harus fokus mendengarkan, ya
BalasHapusKayaknya lumayan menantang nih untuk menulis review buku audiobook. Terus terang saya belum pernah dengerin audiobook, masih baca langsung buku fisik.
BalasHapusBuatku, pengalaman dengan audiobook cenderung pengalaman dengan telinga sih. Sementara baca kan pengalaman dengan mata ya. Makanya jadi beda juga sudut pandang yang dipakai misal mau bikin review-nya.
BalasHapusSaya juga suka mendengarkan audiobook sayangnya belum pernah menuangkannya dalam bentuk tulisan, jadi selama ini hanya mendengar, tapi jadi peansaran juga pengen cobain review dari audiobook
BalasHapusmenarik banget nih mbak, menulis review tentang audiobook..mungkin sekilas hampir sama kayak nulis review buku fisik yaa, tapi dengan sentuhan yang sedikit berbeda..belum pernah baca review audiobook
BalasHapusAku malah pengen coba audiobook juga nih untuk pengalaman membaca atau memahami audio buku. Kalau review audiobook masih belum tertarik hihi
BalasHapus