Daftar Isi [Tampil]
Sejak punya bayi dan kembali bekerja, duniaku berubah menjadi ‘dunia dua jam’. Bayiku sulit minum dari dot dan lebih suka DBF, sementara aku harus kembali bekerja. Artinya, tiap dua jam atau tiga jam sekali aku harus (menyempatkan) pulang dan memberinya minum. Jangan tanya berapa kali aku harus mengaspal dengan motorku dalam sehari.
Tidak, aku tidak akan mengeluhkan masalah ini. Bagiku, ini sudah jadi konsekuensi yang kulalui sebagai seorang ibu. Dan artikel ini juga bukan tentang parenting. Karena bagiku, itu ‘tugas negara, mencerdaskan kehidupan anak bangsa’. Apa saja yang kuperoleh dari dua jam ini?
Dua Jam dan Banyak Hal
Dalam dua jamku, aku harus melakukan banyak hal di tempat kerja. Itu masih terpotong 15 menit perjalanan rumah ke tempat kerja. Dan ternyata, dalam dua jam itu, aku bisa melakukan banyak hal. Pekerjaan yang tadinya kukerjakan butuh waktu seharian, justru saat dibatasi waktu dua jam ini, bisa lebih cepat kuselesaikan.
Terbatasnya waktu kadang membuatku jadi lebih tertata. Aku jadi tahu apa saja yang harus kukerjakan dan kuselesaikan secepatnya. Aku jadi lebih punya prioritas, mana yang harus kukerjakan segera dan mana yang bisa dikerjakan nanti.
Dua Jam dan Terbatasnya Main Sosmed
Aku seorang fangirl penyanyi Korea. Dulu, kuhabiskan dua hingga tiga jam sehari atau saat senggang, untuk mengakses media sosial dan mengagumi para penyanyi itu. Sekarang?
Sekarang tentu saja masih jadi fangirl. Hanya bedanya, aku tidak lagi menghabiskan 2-3 jam untuk diam dan senyum-senyum saja di depan ponsel. Aku masih jadi fangirl, hanya saja frekuensiku mengecek media sosial semakin berkurang.
Anehnya, aku tidak merasa kehilangan karena itu. Aku justru enjoy, semakin sedikit waktuku menengok media sosial, maka aku akan memanfaatkannya untuk ngefangirl seperlunya saja. Dan tidak nengok-nengok yang lain. Yang pasti, makin hemat kuota.
Dua Jam dan Membaca Buku
Barusan, enggak sengaja baca artikel di web indonesiabaik tentang membaca. Menurut penelitian yang dilakukan perpusnas, tingkat kegemaran membaca (TGM) masyarakat Indonesia mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Artinya, masyarakat Indonesia semakin gemar membaca.
sumber: indonesiabaik.id |
Orang Indonesia menghabiskan rata-rata 1 jam 37,8 menit per hari untuk membaca. Sayangnya, angka ini masih jauh dari negara-negara lain.
Dalam penelitian lain yang dilakukan UNESCO, Indonesia masih menduduki urutan kedua dari bawah soal literasi. Penelitian ini juga diamini oleh World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016. Indonesia masih menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Sedih banget enggak sih?
Ngomongin soal membaca, dua jam cukup enggak sih buat membaca? Sebenarnya, dua jam ini sangat cukup untuk membaca. Artinya, dalam dua jam—kalau memang kita mau—kita bisa kok membaca.
Balik ke dua jam-ku ya. Dua jam ini, saat ini bagiku benar-benar berharga. Sejujurnya, selain menghabiskan dua jam untuk menyelesaikan pekerjaan di kantor, aku berharap masih punya waktu juga untuk membaca. Ya bisa menggunakan 15 menit dari dua jam tadi untuk membaca, sudah lumayan kan ya?
Tulisan ini seperti pengingat bagi diriku sendiri untuk jangan jadi penyumbang belum tingginya minat baca masyarakat Indonesia.
Penutup
Sudah lama tidak buat tulisan gini. Tapi aku senang bisa kembali menulis seperti ini. Artinya aku kembali membaca.
Semangat menjadi wanita pekerja dan ibu ya mbaa. Semangat untuk terus memberikan yang terbaik yang diri bisa lakukan. Aku salut meskipun mempunyai jam terbang tinggi antara menjadi pekerja dan ibu rumah tangga, kamu masih menyempatkan membaca. ehh baca blog ini juga termasuk membaca kan ya ..
BalasHapus