Daftar Isi [Tampil]
Menulis Review Novel Komsi Komsa kali ini seperti memberikan reward pada diri sendiri. Setelah berhari-hari tertunda, hingga si laptop pun (karena terlalu lama dianggurin), ngambek. Ah, semoga laptopku baik-baik saja dan segera pulih lagi, bisa diajak buat nulis lagi. Here we go ... tulisan tentang buku dari penulis yang sudah lama ditunggu.
Komsi Komsa
Penulis: E.S ItoPenerbit: Falcon Publishing
Jumlah halaman: 350 hlm
Cetakan pertama: Desember 2021
Harga: Rp90.000
Sinopsis Back Cover
Sam, pemuda Indonesia yang berniat mengenyam pendidikan militer di Saipan, sudah memutuskan mati sebelum seorang dokter Amerika menyelamatkan dan mengirimnya ke Tanah Paman Sam untuk menjadi manusia berpendidikan. Tetapi, Sam malah terjebak utang judi pada mafia.
Demi melunasi utangnya, Sam terjerumus dalam serangkaian pekerjaan penyelundupan, mulai dari narkotika, orang, hingga ratusan pucuk senjata. Bahkah, perannya menjadi sentral dalam berbagai perang saudara dan konflik yang terjadi pada periode 1950-an di dunia internasional.
Sam pun harus mengungkap siapa sutradara besar di balik semua tugas klandestin yang memanjang dari Amerika, Tibet, India, Vietnam, Afrika Utara, hingga rencana yang melibatkan pembunuhan Bung Karno.
Tidak butuh waktu lama, akun penerbit itu pun mengkonfirmasi kalau si penulis akan kembali mengeluarkan buku baru. Kyaaaaaa!!! Iya, aku teriak. Setelah 14 tahun, akhirnya penulis satu ini mengeluarkan bukunya lagi. Hahaha. Lucu sih, nungguin kok sampai 14 tahun.
Buku pertama dan kedua E.S Ito sudah pernah kubahas juga di blog ini, Negara Kelima yang ulasannya kubagi jadi tiga part berbeda, Negara kelima part 1, Negara kelima part 2, dan Negara kelima part 3. Lalu buku keduanya yang berjudul Rahasia Meede
Keduanya sempat hits di tahun 2005 dan 2007, bersamaan dengan sejumlah novel seide. Dan sepertinya bukan aku saja yang menunggu tulisan baru penulis satu ini. Enggak perlu alasan apapun, akhirnya aku ikutan PO buku ini.
Jadi, meski enggak nulis buku, penulis satu ini juga membuat naskah skenario. Judul serialnya Brata yang terdiri dari sesion 1 dan sesion 2. Tadinya enggak ngerti kalau penulisnya beliau ini. Tapi kok, aku seneng ya sama serialnya. Waktu baca credit di ending serialnya, dan nama itu muncul, baru sadar lah. Oh ya pantesan aku cocok sama ceritanya, lha penulisanya salah satu favoritku.
Tapi kali ini aku enggak akan bahas serialnya ya, mungkin di postingan lainnya. Kali ini bahas bukunya aja deh.
Demi melunasi utangnya, Sam terjerumus dalam serangkaian pekerjaan penyelundupan, mulai dari narkotika, orang, hingga ratusan pucuk senjata. Bahkah, perannya menjadi sentral dalam berbagai perang saudara dan konflik yang terjadi pada periode 1950-an di dunia internasional.
Sam pun harus mengungkap siapa sutradara besar di balik semua tugas klandestin yang memanjang dari Amerika, Tibet, India, Vietnam, Afrika Utara, hingga rencana yang melibatkan pembunuhan Bung Karno.
Sedikit Curhatan
Sebelum bahas lebih dalam soal buku ini, aku mau curhat sebentar ya. Sekitar November, sebuah akun IG penerbit membahas tentang buku barunya. Dan entah bagaimana, aku langsung nyambung kalau yang dibahas adalah penulis E.S Ito atau Eddri Sumitra. Penulis asal Sumatra Barat yang sudah membuatku jatuh cinta pada buku-bukunya.Tidak butuh waktu lama, akun penerbit itu pun mengkonfirmasi kalau si penulis akan kembali mengeluarkan buku baru. Kyaaaaaa!!! Iya, aku teriak. Setelah 14 tahun, akhirnya penulis satu ini mengeluarkan bukunya lagi. Hahaha. Lucu sih, nungguin kok sampai 14 tahun.
Buku pertama dan kedua E.S Ito sudah pernah kubahas juga di blog ini, Negara Kelima yang ulasannya kubagi jadi tiga part berbeda, Negara kelima part 1, Negara kelima part 2, dan Negara kelima part 3. Lalu buku keduanya yang berjudul Rahasia Meede
Keduanya sempat hits di tahun 2005 dan 2007, bersamaan dengan sejumlah novel seide. Dan sepertinya bukan aku saja yang menunggu tulisan baru penulis satu ini. Enggak perlu alasan apapun, akhirnya aku ikutan PO buku ini.
Jadi, meski enggak nulis buku, penulis satu ini juga membuat naskah skenario. Judul serialnya Brata yang terdiri dari sesion 1 dan sesion 2. Tadinya enggak ngerti kalau penulisnya beliau ini. Tapi kok, aku seneng ya sama serialnya. Waktu baca credit di ending serialnya, dan nama itu muncul, baru sadar lah. Oh ya pantesan aku cocok sama ceritanya, lha penulisanya salah satu favoritku.
Tapi kali ini aku enggak akan bahas serialnya ya, mungkin di postingan lainnya. Kali ini bahas bukunya aja deh.
Baca juga Review Novel Muslihat Berlian
Review Novel Komsi Komsa
Masa PO sebenarnya belum berakhir, saat salah seorang kawan bookstagrammer sudah posting buku ini di feed IG-nya. Kaget dong, eh ternyata buku ini sudah muncul juga di salah satu pameran buku, saat itu di Jakarta. Apalah aku yang ada di daerah, harus sabar.Berbagai sumber menyebutkan kalau Komsi Komsa ini digarap penulisnya sejak 2017 dan selesai awal 2020. Enggak heran sih, satu buku aja butuh beberapa tahun. Apalah arti menunggu 14 tahun.
Seperti dua novel sebelumnya, menulis fiksi sejarah adalah keahlian E.S Ito. Meski agak berbeda dengan dua buku sebelumnya, tapi aku berharap banget, buku ini juga sama serunya. Komsi Komsa adalah novel ketiga sang penulis, yang diambil dari bahasa Prancis, comme ci comme ca yang diartikan dengan ‘begitu-begitu saja’.
Seperti dua novel sebelumnya, menulis fiksi sejarah adalah keahlian E.S Ito. Meski agak berbeda dengan dua buku sebelumnya, tapi aku berharap banget, buku ini juga sama serunya. Komsi Komsa adalah novel ketiga sang penulis, yang diambil dari bahasa Prancis, comme ci comme ca yang diartikan dengan ‘begitu-begitu saja’.
E.S Ito dikenal sebagai novelis yang selalu mengunakan latar belakang sejarah dalam buku-bukunya. Tapi gayanya berbeda dengan gaya novel Java Joe tulisan J.H Setiawan, meski sama mengusung konsep sejarah.
Tapi, bagi penikmat buku tipe suspense dan thriller, maka gaya ini sudah jadi khasnya sang penulis. Yang selalu aku suka dari buku-buku E.S Ito adalah tulisannya yang berbentuk ‘puzzle’. Tiap bab muncul dengan ceritanya masing-masing. Lalu, baru akan terangkai menjadi sebuah gambar cerita utuh, setelah membaca ‘banyak’ babnya. Jadi, mesti lebih sabar.
Gaya E.S Ito banget
Aku bukan ahli buku ya, meski aku bilang kalau buku ini seperti biasa, mengusung gaya kepenulisan E.S Ito banget. Ya, soalnya buku yang dibaca baru tiga ini kan, heheTapi, bagi penikmat buku tipe suspense dan thriller, maka gaya ini sudah jadi khasnya sang penulis. Yang selalu aku suka dari buku-buku E.S Ito adalah tulisannya yang berbentuk ‘puzzle’. Tiap bab muncul dengan ceritanya masing-masing. Lalu, baru akan terangkai menjadi sebuah gambar cerita utuh, setelah membaca ‘banyak’ babnya. Jadi, mesti lebih sabar.
Baca juga Review Novel Suspense Kertas Hitam part 1
Jujur nih, waktu awal baca (seperti dua bukunya yang lalu), muncul rasa bosan. Alasannya? Ya karena ceritanya mirip puzzle. Sekilas, satu bab dengan bab lain, tidak ada hubungannya sama sekali. Jadi memang harus super sabar. Nah, cerita baru mulai panas setelah sepertiga buku.
Karakter utama di novel ini bernama Sam, terlihat modern kan? Eits, ternyata nama lengkapnya Sampurna Ning Ingsun atau Sampurasun. Sebuah ucapan yang biasa ada di kebudayaan Sunda. Sam diceritakan sebagai karakter yang agak bar-bar.
Sam kecil diambil dan dijadikan anak asuh oleh seorang priyayi Jawa, tetapi tinggal di Bandung. Tumbuh sebagai anak cerdas, tidak membuat Sam puas. Masa remajanya justru diwarnai dengan beragam pengalaman. Dari penjaga club malam hingga perjudian.
Merasa tidak sanggup lagi mendidik anak asuhnya, Ndoro—ayah asuh Sam—akhirnya meyakinkan Sam untuk ikut mengenyam pendidikan militer di Saipan. Sayangnya, rencana ini hanya rencana. Sam gagal di tahap awal lantaran ijazah palsu. Tapi seorang dokter militer baik hati justru menawarkan dunia baru baginya, kuliah di Los Angeles.
Semua tampak mudah awalnya kan? Tapi nyatanya, Sam adalah Sam. Bukan Sam namanya kalau tidak menjadi magnet bahaya. Alih-alih kuliah dengan benar, Sam justru terlibat dalam berbagai masalah baik di meja judi ataupun penyelundupan. Keahlian yang dipelajarinya saat masih berada di Bandung.
Jujur nih, waktu awal baca (seperti dua bukunya yang lalu), muncul rasa bosan. Alasannya? Ya karena ceritanya mirip puzzle. Sekilas, satu bab dengan bab lain, tidak ada hubungannya sama sekali. Jadi memang harus super sabar. Nah, cerita baru mulai panas setelah sepertiga buku.
Karakter utama di novel ini bernama Sam, terlihat modern kan? Eits, ternyata nama lengkapnya Sampurna Ning Ingsun atau Sampurasun. Sebuah ucapan yang biasa ada di kebudayaan Sunda. Sam diceritakan sebagai karakter yang agak bar-bar.
Sam kecil diambil dan dijadikan anak asuh oleh seorang priyayi Jawa, tetapi tinggal di Bandung. Tumbuh sebagai anak cerdas, tidak membuat Sam puas. Masa remajanya justru diwarnai dengan beragam pengalaman. Dari penjaga club malam hingga perjudian.
Merasa tidak sanggup lagi mendidik anak asuhnya, Ndoro—ayah asuh Sam—akhirnya meyakinkan Sam untuk ikut mengenyam pendidikan militer di Saipan. Sayangnya, rencana ini hanya rencana. Sam gagal di tahap awal lantaran ijazah palsu. Tapi seorang dokter militer baik hati justru menawarkan dunia baru baginya, kuliah di Los Angeles.
Semua tampak mudah awalnya kan? Tapi nyatanya, Sam adalah Sam. Bukan Sam namanya kalau tidak menjadi magnet bahaya. Alih-alih kuliah dengan benar, Sam justru terlibat dalam berbagai masalah baik di meja judi ataupun penyelundupan. Keahlian yang dipelajarinya saat masih berada di Bandung.
Baca juga Review Novel Suspense Kertas Hitam Part 2
Tapi, seperti magnet masalah, tiap tempat yang disinggahi dan kemudian ditinggalkan Sam, selalu mengalami masalah. Tanpa sadar Sam terlibat dalam sejarah dunia yang terjadi saat itu. Dimulai dari Konferensi Asia Afrika di Bandung, hingga pemberontakan dan sejumlah konflik di beberapa negara Asia lain.
Kalau hidup di tahun 50-an, tentu aku akan melihat Sam sebagai orang keren. Dia sudah datang ke berbagai negara di dunia. Entah seperti apa pesawat dan kendaraan lainnya saat itu. Entah seperti apa komunikasi yang ada saat itu. Sayangnya, penulis tidak mendeskripsikannya dengan detail.
Pertama, karakter yang banyak. Entah bagaimana si penulis membuat berbagai macam karakter. Yang jelas, dalam novel ini ada lusinan nama orang berbeda dari negara berbeda yang muncul. Yang keren, nama-nama itu kemudian saling terhubung membentuk jalinan cerita yang rumit tapi jelas.
Kedua, tempat-tempat eksotis. Ada beberapa tempat di novel ini yang pertama kali aku tahu namanya. Tidak hanya nama, beberapa bahkan sulit kubayangkan keadaannya di tahun 50-an. Selisih 70 tahun dengan saat ini, tentu keadaannya sangat jauh berbeda. Jadi yang bisa kulakukan adalah membayangkannya seperti setting film-film latar klasik, contohnya The Mummy.
Jalan-Jalan Keliling dunia di tahun 50-an
Dengan latar belakang tahun 1950-an, Sam terlibat dalam berbagai sejarah dunia. Petualangan Sam membawanya mendatangi berbagai penjuru dunia. Sam tidak peduli apa yang terjadi pada sejarah dunia saat itu. Karena dalam kepala Sam, yang ada hanya mencari keuntungan.Tapi, seperti magnet masalah, tiap tempat yang disinggahi dan kemudian ditinggalkan Sam, selalu mengalami masalah. Tanpa sadar Sam terlibat dalam sejarah dunia yang terjadi saat itu. Dimulai dari Konferensi Asia Afrika di Bandung, hingga pemberontakan dan sejumlah konflik di beberapa negara Asia lain.
Kalau hidup di tahun 50-an, tentu aku akan melihat Sam sebagai orang keren. Dia sudah datang ke berbagai negara di dunia. Entah seperti apa pesawat dan kendaraan lainnya saat itu. Entah seperti apa komunikasi yang ada saat itu. Sayangnya, penulis tidak mendeskripsikannya dengan detail.
Hal Keren dari Novel Komsi Komsa
Kalau ditanya hal keren dari novel ini, tentu ada banyak. Mungkin tidak bisa kutuliskan semua juga, hehe. Tapi ada beberapa yang akan kutulis di sini.Pertama, karakter yang banyak. Entah bagaimana si penulis membuat berbagai macam karakter. Yang jelas, dalam novel ini ada lusinan nama orang berbeda dari negara berbeda yang muncul. Yang keren, nama-nama itu kemudian saling terhubung membentuk jalinan cerita yang rumit tapi jelas.
Kedua, tempat-tempat eksotis. Ada beberapa tempat di novel ini yang pertama kali aku tahu namanya. Tidak hanya nama, beberapa bahkan sulit kubayangkan keadaannya di tahun 50-an. Selisih 70 tahun dengan saat ini, tentu keadaannya sangat jauh berbeda. Jadi yang bisa kulakukan adalah membayangkannya seperti setting film-film latar klasik, contohnya The Mummy.
Baca juga Review Novel Efek Jera
Ketiga, cerita yang mirip puzzle. Entah seperti apa isi otak sang penulis, hingga bisa membuat cerita seperti ini. Puzzle-puzzle ini tercipta dari ruang dan waktu yang berbeda. Tapi, anehnya terhubung satu sama lain membuat sebuah cerita menarik.
Keempat, novel sarat konspirasi. Seperti dua buku lainnya, E.S Ito menulis tentang konspirasi (lagi). Aku mungkin tidak kaget, karena belajar dari dua novel sebelumnya, pasti ada dalang dari semua hal yang terjadi. Hanya saja, cerita di balik semua itu dan jalur untuk menemukan sang dalang inilah yang menjadikannya istimewa.
Semua kembali pada satu nama yang terbiasa muncul dalam banyak buku, Mason. Dalam novel ini, disebut sebagai ‘tarekat kebatinan’.
Novel ini sangat direkomendasikan untuk para pencinta novel thriller/suspense ataupun konspirasi. 350 halaman mungkin bukan buku tebal. Tapi kalau boleh memilih, aku memilih membaca buku sedikit lebih tebal tetapi dengan huruf yang lebih bersahabat. Ya, menurutku huruf di novel ini agak terlalu kecil.
Dan terakhir, penantian 14 tahun tidak sia-sia. Penulis masih tetap berhasil membuatku jatuh cinta dengan tulisannya. Aku sih berharap ya, buku berikutnya tidak harus menunggu 14 tahun lagi, hehe. Satu dua tahun, masih okelah.
So, sampai sini saja. Sampai jumpa di tulisan lainnya. Jangan lupa beri komentar di bawah tulisan ini. Cek juga banyak review buku atau ulasan buku dan artikel serta tips menarik lainnya dari blog ini. See U!!!
Ketiga, cerita yang mirip puzzle. Entah seperti apa isi otak sang penulis, hingga bisa membuat cerita seperti ini. Puzzle-puzzle ini tercipta dari ruang dan waktu yang berbeda. Tapi, anehnya terhubung satu sama lain membuat sebuah cerita menarik.
Keempat, novel sarat konspirasi. Seperti dua buku lainnya, E.S Ito menulis tentang konspirasi (lagi). Aku mungkin tidak kaget, karena belajar dari dua novel sebelumnya, pasti ada dalang dari semua hal yang terjadi. Hanya saja, cerita di balik semua itu dan jalur untuk menemukan sang dalang inilah yang menjadikannya istimewa.
Semua kembali pada satu nama yang terbiasa muncul dalam banyak buku, Mason. Dalam novel ini, disebut sebagai ‘tarekat kebatinan’.
Penutup
Sebenarnya masih banyak hal yang ingin aku tuliskan di sini. Tapi ah, sampai sini saja ya. Kalau harus memberikan nilai, aku memberikan 9/10 untuk novel ini. Seperti dua buku sebelumnya, E.S Ito tidak mengecewakanku soal novel konspirasi. Selalu punya daya tariknya tersendiri.Novel ini sangat direkomendasikan untuk para pencinta novel thriller/suspense ataupun konspirasi. 350 halaman mungkin bukan buku tebal. Tapi kalau boleh memilih, aku memilih membaca buku sedikit lebih tebal tetapi dengan huruf yang lebih bersahabat. Ya, menurutku huruf di novel ini agak terlalu kecil.
Dan terakhir, penantian 14 tahun tidak sia-sia. Penulis masih tetap berhasil membuatku jatuh cinta dengan tulisannya. Aku sih berharap ya, buku berikutnya tidak harus menunggu 14 tahun lagi, hehe. Satu dua tahun, masih okelah.
So, sampai sini saja. Sampai jumpa di tulisan lainnya. Jangan lupa beri komentar di bawah tulisan ini. Cek juga banyak review buku atau ulasan buku dan artikel serta tips menarik lainnya dari blog ini. See U!!!
Wahhh.. kalau baca buku ini ita bisa belajar sejarah juga dong ya. Dengan konsep yang berlatar sejarah ini menarik juga, apakah ini mirip dengan bukunya Pram Bumi Manusia kak?
BalasHapusah bisa jadi agak mirip. tapi yang ini rasa modern-nya lebih terasa hehe
HapusWow wow setelah 14 tahun akhirnya comeback juga ya E.S Ito kebayang fansnya pada excited nggak sabar baca karya terbarunya
BalasHapusiyaaaa ... 14 tahun penantian yang terbayarkan dengan baik
HapusSeru banget kayanya novel ini, kebetulan aku emang suka genre konspirasi, suspense gini, jadi penasaran. Lucu juga namanya dikira "Sam" itu terinspirasi dari nama western, taunya sampurasun.
BalasHapusiya, kaget juga namanya keren ternyata. ayok ikutan baca juga, asyik loh
HapusSeru banget kayaknya novelnya kak... aku penasaran sama karya E.S Ito . Kalau kata kakak mulai menarik saat di sepertiga buku berarti beliau sukses bikin bertahan baca sampai akhir ya.
BalasHapusseruuu ... iya sepertiga bagian pertama, emang agak susah dicerna, soalnya ibarat puzzle. tapi setelahnya seru kok, waktu udah nyambung semua
HapusWowww.. worth to wait banget ya! Setelah 14 tahun baru ngeluarin karya lagi. Jadi penasaran pengen baca langsung bukunya!
BalasHapusworth to wait banget, serius! nggak nyesel deh, penantian yang terbayarkan dengan manis
Hapussyudah lamaaaa syekali saya ndak baca novel... duuuh... kok ya jadi pingin membaca dengan nyaman tanpa gangguan berselimut tebal sambil nyeruput hot coklat yaaaaa..... pingiiiiiiinnn
BalasHapus