Daftar Isi [Tampil]
Jika dihitung sejak Maret 2020, artinya sudah satu tahun lebih Pendemi mengubah banyak hal dalam sisi kehidupan manusia. Salah satunya yang tidak bisa dihindari adalah pola pembelajaran yang berubah, dari Pembelajaran Tatap Muka (PTM) menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tapi, apakah selama satu tahun ini perubahan metode pembelajaran tadi sudah benar-benar maksimal?
Dalam webinar yang diselenggarakan Faber Castell pada Sabtu, 5 Juni 2021 yang lalu, pemerhati Pendidikan Saufi Sauniawati mengatakan,
“Metode Pembelajaran Jarak Jauh di Indonesia, tidak maksimal. Dimana Indonesia belum siap dalam menghadapi PJJ, berbeda dengan negara lain.”
Satu tahun ini memang berat bagi saya yang seorang guru di sekolah yang berada di pingggiran atau daerah. Perubahan metode pembelajaran menjadi PJJ memaksa saya berubah cepat. Saya tidak bisa lagi menggunakan metode ataupun materi yang tadinya dipersiapkan di awal semester untuk pembelajaran secara langsung di kelas. Saya harus memutar otak, agar materi yang saya siapkan tetap bisa disampaikan pada siswa. Terlebih setelah PJJ berjalan pun, kemudian muncul banyak masalah lain. Anak-anak didik saya—yang memang berada di daerah—mengeluhkan gawai yang terbatas dan tidak memadai, belum lagi sulitnya sinyal di daerah terpencil atau pedesaan.
Kesibukan orang tua yang tidak bisa memberikan perhatian penuh pada anak-anaknya dan keluhan keuangan karena harus menyediakan paket internet. Belum lagi godaan memanfaatkan gawai untuk kegiatan lain seperti bermain gim dan ‘aura’ libur yang dirasakan peserta didik karena berada di rumah terus menerus. Fakta-fakta kesulitan PJJ yang disampaikan oleh Saufi ternyata persis dengan yang saya alami.
Tugas guru sebagai pengajar menjadi semakin bertambah. Begitupula orang tua, yang akhirnya harus merangkap tugas sebagai perpanjangan tangan dari guru. Peserta didik pun kemudian mau tidak mau harus belajar disiplin pada diri sendiri, bertanggungjawab terhadap perannya yang harus tetap belajar, mau mencari tahu lebih banyak dan mampu berkomunikasi dengan baik. Peran peserta didik ini tidak bisa langsung berhasil begitu saja. Ada kolaborasi peran antara orang tua dengan guru. Komunikasi antara orang tua dan guru pun semakin intens. Ponsel saya pun makin sering berbunyi, karena pesan masuk diri orang tua. Rasanya PJJ ini memang makin nano-nano. Nyaris tidak ada waktu khusus kerja, karena kadang orang tua menghubungi di malam hari, di luar jam kerja normal.
Siapkah PJJ beralih kembali ke PTM?
Pendemi yang belum jelas kapan usainya akhirnya menyebabkan rasa jenuh. Peserta didik mulai jenuh dengan PJJ yang itu-itu saja. Apalagi orang tua yang ternyata lebih jenuh lagi karena harus berperan ganda pada saat menemani anak belajar.
Menurut Saufi, PTM secara terbatas akan segera diterapkan. Hal ini sama seperti pernah disampaikan oleh Mendikbud Nadiem Makariem belum lama ini, PTM terbatas sudah bisa mulai dilakukan. Artinya, pembelajaran tatap muka belum dilakukan secara penuh. Sebagian proses pembelajaran masih tetap diterapkan secara PJJ. Dalam penyesuaian SKB 3 Menteri tersebut, disebutkan mulai Januari 2021 PTM dapat dilaksanakan jika sudah mendapat izin pemda dan telah memenuhi syarat.
Pembelajaran Tatap Muka terbatas artinya harus ada kolaborasi baru lagi bagi orang tua dan guru. Bagi saya, ini jadi tantangan baru lagi. Guru harus mempersiapkan sejumlah skenario pembelajaran. Baik untuk PTM terbatas yang dipadukan dengan PJJ, ataupun persiapan jikalau situasi kembali tidak terduga dan terpaksa harus PJJ secara penuh kembali.
PTM Terbatas dan Solusi Masalah Evaluasi Belajar
Baik PJJ penuh ataupun PTM terbatas yang dikombinasikan dengan PJJ, bagi guru seperti saya, masalah pemberian materi saja belum selesai. Proses evaluasi yang juga harus berubah kemudian muncul sebagai masalah baru. Keterbatasan gawai yang dialami orang tua peserta didik sering memaksa kami, para guru untuk memakluminya. ‘Ya, mau bagaimana lagi.’ Meski demikian, evaluasi pembelajaran tetap harus dilakukan.
Salah satu masalah yang sering di’curhat’kan orang tua adalah tugas atau ujian peserta didik yang tidak bisa langsung dikerjakan. Jika saat PTM siswa diberi kertas dan langsung bisa dikerjakan di kertas itu, maka PJJ memaksa orang tua makin direpotkan dengan harus menyiapkan materi ataupun tugas secara cetak. Artinya, mereka butuh perangkat cetak berupa print. Setelah tugas diselesaikan oleh peserta didik, mereka juga harus mengambil fotonya atau men-scan-nya baru mengirimkannya kepada guru. Ini cukup merepotkan.
Masalah inilah yang kemudian menjadi alasan bagi Faber Castell untuk mengeluarkan versi set alat tulis khusus belajar online. Paket belajar online ini memang diperuntukkan untuk digunakan di masa pendemi dengan PJJ. Dalam satu set pencase sudah lengkap terdiri dari pensil, pen, penghapus dan rautan sebagai penunjang pembelajaran online. Dan yang paling menarik bagi saya, adalah keberadaan stylus pen. Ini benar-benar solusi jitu dalam PJJ.
Stylus pen yang ada dalam paket belajar online ini membantu sekali saat menjawab pertanyaan di gawai, baik berbentuk pilihan ganda maupun esai. Karet stylus-nya yang lembut mudah digunakan untuk menggeser layar maupun menulis serta tidak merusak layar gawai. Sehingga cocok digunakan untuk semua merk smartphone.
Cara pemakaiannya pun mudah. Untuk soal berbentuk pilihan ganda, stylus ini sangat mudah dan presisi saat digunakan memilih jawaban. Untuk soal berbentuk esai, tidak kalah mudahnya. Tinggal capture soal yang akan dikerjakan dalam bentuk gambar. Setelah itu buka menu edit gambar, lakukan pengerjaan atau penulisan, dan terakhir simpan lalu kirimkan tugas tadi pada guru.
Penutup
Untuk mendukung PJJ yang masih berlangsung sebagai pendamping PTM terbatas, paket belajar online Faber Castell ini juga sudah mudah didapatkan. Bisa dibeli di toko alat tulis ataupun toko resmi Faber Castell di Shopee. Tokopedia, Blibli, Bukalapak, dan juga Lazada. Oh iya, paket belajar online ini juga merupakan solusi lengkap untuk semua tingkat, baik dari tingkat Sekolah Dasar hingga jenjang perkuliahan. PTM terbatas sekaligus PJJ, siap belajar online lebih maksimal. Informasi lebih lanjut, kunjungi faber-castell.co.id
Note: Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Faber Castell
Buat gue yang juga pengajar (kadang), gue lebih suka belajar tatap mata.
BalasHapusAda transfer pengetahuan, mengasah softskill, ada proses memahami karakternya, ada kreatifitas, ada emosional, ada yang bisa dilihat lebih dalam dari hanya sekedar online.
Prosesnya tak tergantikan.
(༎ຶ ෴ ༎ຶ)
bener banget, ada banyak hal yang tidak akan pernah bisa tergantikan dengan online
Hapusmau bagaimana pun, tatap muka masih d-best. semoga situasi segera membaik deh
Wah.. stylus pen faber castellnya bisa dipakai disemua merk hp.. sepertinya bisa dicoba ini mb..
BalasHapussampai saat ini, saya sudah coba di merk re*lme, sa*sung dan re*mi. laptop juga, aman, mbak. nanti kalau udah nyoba di merk lain, saya update lagi, hehe
Hapusaaa pernah liat ada yg bahas ini beberapa waktu lalu. memang stylus yg bisa dipake di berbagai merk hp ini sangat memudahkan proses belajar yah
BalasHapusbetul, mbak. apalagi buat orang dengan jempol gede seperti saya, ini benar-benar membantu mempermudah
Hapusaku udah coba stylusnya mbak, keren banget, punya hapa berasa pake tablet heheheh dan cocok sama segala macam jenis merek hp. Keren euy
BalasHapusnah ini, pake hape berasa pake tablet. ah semoga bisa beneran punya tablet deh, biar makin seru
Hapusstylus nya itu menarik banget sih.. aku nyoba juga walaupun bukan buat PJJ, lumayan enak bangettt~
BalasHapusbetul banget, buat dipakai sehari-hari aja enak. praktis, hape jadi lebih bersih pula, hehehe
HapusTadinya berharap kita bakal bisa balik belajar tatap muka ya ternyata kasus corona malah melonjak makin jauh deh impian masuk sekolah...
BalasHapusiya, nih. padahal udah berharap banget bisa kembali tatap muka. secapek-capeknya tatap muka, kalau ketemu anak-anak, bisa ada hiburannya. semoga situasi segera membaik, amiiin
HapusAku suka pakai stylusnya buat ponsel hehe jadi nggak capek jarinya nunjuk-nunjuk layar.. Faber Castel keren..
BalasHapusiya, buat tim jempol besar seperti saya ini, stylus gini benar-benar membantu banget nget. enggak perlu takut salah tunjuk, hahahaha
HapusFaber castel ini emang alat tulis andalan ,terutama pas ujian dr pas aku sekolah. Keren bgt inovasinya semakin kesini,menyesuaikan dengan zaman
BalasHapusnah iya nih. idenya ini yang keren. tadinya cuma tahu kalau stylus itu harganya selangit. eh tapi faber castell bisa gitu, inovasi dengan membuat produk stylus dengan harga terjangkau tapi manfaatnya banyak banget gini, benar-benar membantu nih
Hapus