Daftar Isi [Tampil]
Oke, seperti biasa, tulisan review selalu diawali dengan curi-curi curhat sebentar. Boleh lah ya. Eh enggak jadi deh. Cek langsung ulasan berikut yuk
A Moment to Decide
Penulis: Dian Dhe
Penerbit: Penerbit Indiva Media Kreasi
ISBN: 978-602-5701-08-5
Jumlah halaman: 288 halaman
Cetakan pertama: Oktober 2018
Kau tahu rasanya menjadi orang lain? Kau tidak akan pernah jadi dirimu sendiri, selama tidak kau terima keadaanmu.
Riana tidak pernah melawan pada kedua orang tuanya. Apa pun yang Ummi dan Abi-nya perintahkan, dia akan melakukannya. Hingga suatu hari, mau tidak mau, dia harus menikah dengan seorang mualaf asal Korea yang belum dikenalinya. Riana dan kedua sahabatnya memang suka K-Pop dan K-Drama tanpa setahu Ummi dan Abi-nya, tapi haruskah dia menikahi Oppa seperti teman-temannya ceritakan? Bermata sipit dan berbadan gemuk yang mewujudkan khayalannya?
Riana hanya bisa menangisi nasibnya yang merasa tidak bisa menjadi diri sendiri.
Riana tidak pernah melawan pada kedua orang tuanya. Apa pun yang Ummi dan Abi-nya perintahkan, dia akan melakukannya. Hingga suatu hari, mau tidak mau, dia harus menikah dengan seorang mualaf asal Korea yang belum dikenalinya. Riana dan kedua sahabatnya memang suka K-Pop dan K-Drama tanpa setahu Ummi dan Abi-nya, tapi haruskah dia menikahi Oppa seperti teman-temannya ceritakan? Bermata sipit dan berbadan gemuk yang mewujudkan khayalannya?
Riana hanya bisa menangisi nasibnya yang merasa tidak bisa menjadi diri sendiri.
Sekilas Novel A Moment to Decide
Dalam kaca mata Lee Jo Hwon, kehidupan barunya sebagai seorang mualaf nyaris sempurna. Setelah masuk Islam dan berkesempatan untuk memperdalam pengetahuan agama di sebuah pesantren, Lee Jo Hwon kemudian ditawari untuk melakukan taaruf oleh guru ngajinya. Tidak ingin kehilangan kesempatan baik, meski awalnya ragu karena merasa dirinya masih belum banyak memiliki bekal ilmu agama, Lee Jo Hwon akhirnya tidak menolak. (Taaruf secara sederhana bisa diartikan sebagai 'berkenalan' tetapi dengan tujuan menikah)
Tetapi tidak sama dengan Riana, putri sang guru dan pengelola pesantren. Riana bersama dua temannya yang lain memang menyukai K-Pop dan K-Drama. Tetapi ia tidak pernah berpikir untuk benar-benar akan menikah dengan Oppa Korea. Apalagi saat teman-temannya melaporkan bahwa si Oppa calon suaminya ini gendut dan berkaca mata. Sangat jauh dengan sosok idol serta aktor Korea yang selama ini dikenal Riana.
Tetapi tidak sama dengan Riana, putri sang guru dan pengelola pesantren. Riana bersama dua temannya yang lain memang menyukai K-Pop dan K-Drama. Tetapi ia tidak pernah berpikir untuk benar-benar akan menikah dengan Oppa Korea. Apalagi saat teman-temannya melaporkan bahwa si Oppa calon suaminya ini gendut dan berkaca mata. Sangat jauh dengan sosok idol serta aktor Korea yang selama ini dikenal Riana.
Baca juga Review Sayang, Kapan Kita Nikah?
Dijodohkan dan harus menikah dalam usia yang masih sangat muda membuat Riana merasa hancur. Ia khawatir masa depannya akan suram. Riana merasa tidak menjadi dirinya sendiri. Selama ini tinggal dan besar dalam lingkungan pesantren dan rumah yang selalu terawasi Abi dan Ummi-nya, hanya memberi kesempatan kecil untuk melihat hal-hal di luar sana. Sebenarnya, kalau dipikir lagi, kehidupan Riana ini persis K-drama. Terpaksa menikah tanpa cinta, tapi ada yang berubah seiring waktu. Hehehe, duh kok jadi spoiler gini deh.
Dijodohkan dan harus menikah dalam usia yang masih sangat muda membuat Riana merasa hancur. Ia khawatir masa depannya akan suram. Riana merasa tidak menjadi dirinya sendiri. Selama ini tinggal dan besar dalam lingkungan pesantren dan rumah yang selalu terawasi Abi dan Ummi-nya, hanya memberi kesempatan kecil untuk melihat hal-hal di luar sana. Sebenarnya, kalau dipikir lagi, kehidupan Riana ini persis K-drama. Terpaksa menikah tanpa cinta, tapi ada yang berubah seiring waktu. Hehehe, duh kok jadi spoiler gini deh.
Review Novel A Moment to Decide
Secara alur, A Moment to Decide memang nyaris mirip dengan drama-drama Korea umumnya, adanya pernikahan paksa. Tetapi dalam novel ini mengambil latar di Indonesia. Konflik-konflik yang muncul dalam novel ini juga sangat lokal. Meski secara alur cerita sebenarnya bisa ditebak, tapi pembawaan cerita yang mengalir membuat novel ini cukup asyik untuk disimak.Apalagi kalau kamu juga penggemar Korea. Boleh lah bayangkan setampan apa Lee Jo Hwon hingga membuat Riana pelan-pelan luluh. Sudah baik, tampan, kaya, sabar, perhatian pula. Riana juga diceritakan sebagai seorang gadis muda yang berbadan relatif mungil. Enaknya orang berbadan mungil itu, selalu tampak lebih muda dari usianya lho.
Baca juga Review Novel Fighting, Son Seng Nim!
Kisah Lee Jo Hwon dan Riana memang hanya ada di novel. Tapi, ada banyak hal yang bisa dipelajari dari kisah mereka. Lee Jo Hwon—meski masa lalunya tidak seputih kapas—tapi dia mau berubah dan belajar untuk lebih baik. Pun Riana—yang awalnya merasa terpaksa melakukan pernikahan itu—akhirnya juga belajar, bahwa menjadi dirinya sendiri bukan berarti mengikuti semua keinginannya sendiri. Ada ridho orang tua yang bisa ditunaikan. Ada rasa syukur yang bisa dilakukan. Dan penerimaan atas semua itu, tidak bisa dilakukan secara instan. Semua ada prosesnya, karena adanya masalah yang menjadikan seseorang dewasa.
Kisah Lee Jo Hwon dan Riana memang hanya ada di novel. Tapi, ada banyak hal yang bisa dipelajari dari kisah mereka. Lee Jo Hwon—meski masa lalunya tidak seputih kapas—tapi dia mau berubah dan belajar untuk lebih baik. Pun Riana—yang awalnya merasa terpaksa melakukan pernikahan itu—akhirnya juga belajar, bahwa menjadi dirinya sendiri bukan berarti mengikuti semua keinginannya sendiri. Ada ridho orang tua yang bisa ditunaikan. Ada rasa syukur yang bisa dilakukan. Dan penerimaan atas semua itu, tidak bisa dilakukan secara instan. Semua ada prosesnya, karena adanya masalah yang menjadikan seseorang dewasa.
“ ... jika kau tidak ingin sakit hati dalam hidupmu, kau tidak boleh menolak dua hal.” Riana menghapus air matanya dan berusaha tersenyum. “Pertama, sesuatu yang datangnya dari Allah. Apa yang diajarkan agam tidak boleh kau tolak. Kedua, sesuatu yang datangnya dari orang tua. Orang tua yang baik seperti yang dikatakan agama akan menuntunmu pada kebaikan, jadi kau tidak boleh menolak petunjuk dari orang tuamu.” (halaman 267)
Ma sya Allah, baca reviewnya sdh terasa menyentuh, apalagi novelnya, ya.. Kayaknya yg bikin ulasan ni, musti didorong bikin novel, ya.. Hahaha, sukses ya, mbak Bening. Barakallahu fiik.
BalasHapusamin amin amin, semoga bisa menelurkan karya sendiri juga
HapusQuotes yang terakhir bikin terenyuh mbak. Reminder banegt buat aku. Hiks hhiks...
BalasHapussaya juga masih belajar memahami hal ini, mbak. tulisannya mudah, tapi realisasinya, masya Allah ... luar biasa perjuangannya
HapusSepertinya yang nulis novel juga pencinta Oppa ya mba? hehehe bisa aja ya ide nya menyatukan Ta'aruf dengan Oppa korea yang ganteng
BalasHapusiya, mbak. oppa ternyata bisa jadi inspirasi keren buat nulis juga. kita selalu bisa ambil sisi positifnya kok
HapusNah, ini penting, nih, daripada nonton film koreanya aja yg terlalu bikin baper dan bikin mimpi. Ini sudah dipadu dengan kultur Indonesia, walaupun tetep ini cuma fiksi, hehe ...
BalasHapustapi tetep bikin baper, mbak. hahahaha ... enggak apa2 deh, bapernya berjamaah
HapusWah, ini keren banget ceritanya. Memadukan korea dan ilmu agama juga, huhu jadi pengin bacaa
BalasHapusayok dibaca, bacaan ringan buat ngisi waktu ini
HapusWah aku kaya dejavu, ini kaya aku pernah baca fanfiction jaman kuliah tapi lupa judul. Apa novel ini based on fan fiction kah mba?
BalasHapuswah kalau ini saya enggak yakin, mbak. enggak ada info dari penerbitnya juga
Hapusemosiku ikut kesentil mba pas tokohnya harus apa-apa ngikutin orang tua wkwk, emang ga enak sih kalo ga bisa jadi diri sendiri. tapi aku pernasaran sama kelanjutan ceritanya apakah si Riana ini bisa menemukan dirinya sendiri melalui pernikahannya dengan Lee Jo Hwon?
BalasHapusdilema banget, mbak jujur. ya ... begitulah.
Hapustapi kalau di cerita ini, riana happy ending, hehehe #spoiler
tapi tentu tidak akan persis sama dalam kehidupan nyata
Menarik mbak Bening, aku baca reviewnya jadi keingat temenku yang menikah dengan oppa yang menjadi mualaf untuk menikah tetapi dia tidak gemuk dan memamkai kaca mata hehe.. mungkin nanti aku kasih tau dia tentang novel ini haha. Terima kasih review bukunya mbak!
BalasHapuswah ternyata ada versi dunia nyata-nya ya,
Hapusboleh dong, kenalan dan diajak berbagi cerita juga
Maniss euy reviunya, Mbaa. Sukaa bagian quote di bagian terakhir, dua hal yang tak boleh ditolak. Oyaa satu lagi, orang mungil itu selalu tampak lebih muda, waah baru ngeh juga 😍 Tapi suka reviunya, jadi tahu kalau ada novel yang keren inih ❤
BalasHapusiya, mbak. orang mungil itu keliatan awet muda, soalnya enggak boros baju, hahahahah #becanda
HapusKreatif nih penulisnya ya tahu saja yang ngetren di Indonesia tapi lebih islami jadi ada pesan dakwahnya juga...penerbitnya Indiva memang selalu berkualitas terbitannya...
BalasHapustrend tidak selalu buruk buat diikuti, asal tahu celahnya saja, bisa tetap menyebarkan kebaikan ya
HapusKeren cerita nya , memadukan antara K-Pop yang lagi ngetrend dan pesantren ya Mbak..
BalasHapusbetul, mbak. keren idenya ini.
HapusMasyaAlloh, hebat reviewnya jd terharu. makasi mba Bening. Proud of you!!
BalasHapus