Daftar Isi [Tampil]
Akhirnya baca buku yang bikin adrenalin mengalir deras lagi, hehehehe. Terimakasih buat kak Mustika Shaleha yang sudah mengirimkan buku keren ini. Lets check!
Beyond the Mission
Penulis: Mustika Shaleha
Penerbit: Penerbit Glorius Publisher
ISBN : 978-623-93050-0-0
Jumlah halaman : 258 halaman
Cetakan pertama : Maret 2020
Harga : Rp75.000
Waktu pertama baca bagian prolog, komentar saya: ‘Loh, kok beda ya sampul sama bagian awalnya? Ini beneran cerita kriminal?’ hehehe. Soalnya waktu baca bagian prolog, berasa masuk ke dalam cerita romantis ala remaja. Cowok posesif nan mempesona yang memperebutkan cewek cantik dan baik. Oke, eits ... jangan salah. Nyatanya enggak gini kok.
Sekilas Novel Beyond the Mission
Sosok Karisma Widjadja yang jadi tokoh utama pada buku ini mengingatkan saya dengan karakter ‘Tito Andrianto’ yang ada di serial original Goplay yang berjudul ‘Tunnel’. Iya, beneran, jadi keinget Mas Tito. Karakternya yang cenderung songong dan dingin persis Mas Tito.
Tapi setelah menjejaki tiap halaman, ternyata saya menemukan perbedaan Tito dan Karis. Tito cendering lebih ‘warm’ dibanding Karis. Kalau melihat latar belakang keluarga mereka, sepertinya ini memang cocok. Meski kehilangan ibunya saat masih bayi, Tito dibesarkan oleh ayah dan ibu tiri yang hangat. Sementara Karis mendapatkan lukanya di usia remaja.
Karis dewasa bersama luka yang muncul nyaris bersamaan, dari kehilangan kakak dan Ibunya. Ini yang kemudian membuat karakter Karis menjadi lebih bold, dingin, dan menyebalkan, hahahaha. Awas bucin Karis.
Review Novel Beyond the Mission
Ritme Cerita Cepat dan Dinamis
Seperti cerita kriminal lainnya, Beyond the Mission menyakikan ritme cerita yang cepat dan dinamis. Ini yang membuat cerita kriminal tidak membosankan. Jelas, penulis ingin menjaga ritme agar pembaca tetap penasaran dan menghabiskan halaman demi halaman.
So far, saya suka dengan gaya ini. Tidak bertele-tele dan langsung pada intinya. Meski memang, karena cepatnya cerita, penulis melewatkan ‘sisi indah’ dari sebuah cerita. Ya, keindahan sastra cerita agak terabaikan. Penulis fokus pada deskripsi singkat, padat dan langsung, hingga melewatkan beberapa kesempatan menyajikan keindahan sastra dalam ceritanya. Itu yang pertama.
Latar Lokal yang Memikat
Kedua, Beyond the Mission ini adalah karya ketiga dengan latar belakang kota Yogyakarta yang saya nikmati di tahun 2020. Yang pertama adalah serial Tunnel, kedua buku Kertas Hitam, dan ketiga Beyond the Mission ini. Saya tidak akan membandingkan ketiga karya ini.
Saya hanya akan berkomentar soal Beyond the Mission saja ya, hehe. Jadi, saya menyayangkan penulis yang tidak banyak menggambarkan situasi di Yogyakarta dengan detailnya. Yogyakarta itu kota penuh tempat-tempat ikonik. Akan lebih terasa ‘real’-nya jika penulis juga memanfaatkan sejumlah tempat di Jogja dengan lebih detail.
Plot Hole
Ketiga, seperti sudah disampaikan oleh penulis di awal buku, plot hole dalam cerita kriminal itu memang ... euh banget. Iya, ada beberapa plot hole yang saya temukan. So far masih bisa dimaafkan sih, hehe
Alur Penuh Kejutan
Keempat, alur cerita. Sebagai sebuah cerita kriminal yang beralur cepat, bukan hal aneh jika ada banyak kejutan baru dalam buku ini. Kisah Karis dengan Alma adalah dasar cerita buku ini. Hingga masuk sosok Naura yang membuat Karis menjadi sosok berbeda.
Saya tidak mau mempertanyakan perasaan Karis. Pada siapa sebenarnya Karis jatuh cinta. Saya Cuma mau bilang, ‘Mas Karis, kalau mau jadi bad boy, jangan tanggung-tanggung, ya.’ hehehehe
Saya sangat mengapresiasi penulis yang bisa tetap menjaga cerita dengan mempertahankan porsi kemunculan tiap karakternya. Penulis tidak kehilangan arah untuk membuat tiap tokoh punya perannnya masing-masing. Bahkan karakter komandan Salim yang tidak banyak muncul pun ternyata jadi tokoh penting.
Saat Karis menemukan data tentang komandan Salim, saya berharap akan ada plot twist panjang di akhir cerita. Eh tapi ternyata baru sebentar, sudah ada penyelesaiannya. Memang sih, konflik akan jadi makin rumit kalau plot twist ini baru muncul di akhir cerita. Tapi itulah gregetnya. (maaf ya, saya kebanyakan nonton drama crime-thriller OCN yang penuh plot twist dan prasangka, hahahaha).
Penutup
Terakhir, saya cukup puas dengan ending yang disampaikan novel ini. Karis, Alma dan kawan-kawannya punya porsi masing-masing. Satu-satunya luka yang kembali tergores di hati Karis hanya soal Naura. Karenanya, saya berharap ada lanjutan dari kisah Karis ini.
Sayang saja, kalau cerita Karis-Alma tidak dilanjutkan. Dan sayang saja, kalau tim Karis mentok di sini saja, hehehe. Jadi, dari saya 8/10 untuk Beyond the Mission ini. Sampai jumpa di curhatan buku lainnya.
Ini Karis yang ciptaan Mpu Gandring bukan sih? Atau Karisnya Mpu Tantular?
BalasHapusmulai deh, hmmmm
Hapusudah bisa komen nih ceritanya, digimanain?
Hapus cache
HapusHaha
padahal curhatnya udah nyampe mana2, dasar
Hapushahahahaha