Perkara Mantan dan Obrolannya

Daftar Isi [Tampil]

Perkara mantan ternyata nggak semudah itu diobrolkan. Salut untuk mereka yang bisa mengobrolkan soal mantan dengan nyantai, selooow bahkan bisa menertawakannya. Salut buat mereka yang bisa terbuka bercerita soal mantan karena sudah benar-benar move on, nggak menyisakan rasa apapun lagi. Jadi, kalau cerita udah nggak pake baper atau apapun itu.

 

Itu buat yang masih single.

Hidup Harus Terus Berlanjut

Beda cerita buat yang sudah punya pasangan. Ternyata perkara mantan bukan perkara mudah dibicarakan. Setidaknya, itu yang gue pahami dari beberapa kawan gue, ketika gue todong mereka untuk cerita soal mantan masing-masing. Kemudian gue juga mikir, ‘iya sih.’

Perkara mantan jadi masuk area sensitif ketika sudah berpasangan. Beda cerita bagi yang masih single. Mantan bisa bebas diceritakan. Mau dimaki ataupun dibaperin sekalipun, nggak masalah. Tapi kalau sudah punya pasangan, perkara obrolan seputar mantan bisa saja memicu perang dunia ketiga.

Perkara mantan bagi pasangan bisa jadi perkara masa depan. Pemicu masalah yang bisa menuju bom waktu, ini menurut sudut pandang gue yang hanya sebagai pengamat. Mungkin pasangan yang bisa dengan selow-nya membahas mantan masing-masing, itu Cuma bisa dihitung dengan jari. Dan nyari yang semacam itu, pasti stoknya terbatas.

Life must go on, yes that right!

Tapi saat ini gue butuh bahan untuk tulisan soal pacar, kisah cinta dan mantan. Kalau sumbernya Cuma satu (baca: gue), jelas jauh dari valid. Ya paling nggak ada beberapa lah, yang punya cerita soal mantan dan sudah bisa dengan santainya ngobrolin mantan masing-masing. Hmmm ... Can you help me?