Daftar Isi [Tampil]
Jadi sebenarnya, ini cerita liburan akhir tahun kemarin. Tapi karena satu dan banyak hal (malesnya kumat), jadi baru bisa posting sekarang. Hehehe.
Perjalanan Pagi ke Teluk Penyu
Kami sekelurga berangkat dari rumah sekitar jam 8 pagi. Perjalanan dimulai ke arah timur melewati Karangpucung, Lumbir hingga Wangon. Meski libur, ternyata jalanan nggak semacet perkiraan awal. Langit juga masih terang benderang. Perjalanan bisa ditempuh dengan kecepatan sekitar 60-70 km/jam karena jalanan yang cukup mulus. Meski di beberapa tempat, tetap saja sih masih harus melewati ranjau (baca:lubang/cekungan).Baca juga Jalan-jalan ke Pantai Karapyak
Setelahnya, jalanan berubah menjadi penuh ranjau lantaran baru saja di cor ulang, dan belum dihaluskan dengan aspal. Jalanan yang sama sekali nggak asyik ini masih ditambah dengan pemandangan di sekitar pabrik semen di kiri jalan yang luar biasa panasnya, lah hem. Tapi cukup terhibur sih waktu lewat padang golf ‘Tritih’ di sebelah kanan. Sayangnya nggak lihat pesawat capung ataupun helicopter lewat, yang biasanya transit di landasan udara ‘Tunggul Wulung’ yang masuk area padang golf ini.
Baca juga Jalan-jalan ke Pantai Kadilangu
Nah, karena pengen nyante, dari gerbang pantai, kami belok kanan. Sekitar satu kilometer, kami berhenti di pinggir pantai yang tidak jauh dari gerbang pengolahan minyak Unit Pengolahan (UP) IV Cilacap. Nah, kalau dari sini udah asyik pemandangannya. Selain aromanya udah nggak amis, banyak penjual makanan dan banyak spot asyik buat sekedar duduk-duduk menikmati siang.
Dolan Seru Pantai Teluk Penyu
Setelah makan nih, kami menyempatkan untuk main-main sebentar di pantai. Karena nggak bawa baju ganti, jadi ya nggak basah-basahan deh. Lagian pasir di sini kan pasir hitam alias pasir besi, ntar lebih susah bersihinnya dibanding pasir putih.Selain pengamen yang lalu lalang, para pemilik kapal juga berkali menawarkan penyeberangan ke pulau nusakambangan di seberang. Dengan tariff 20 ribu per orang, kami bisa menyeberang ke sana sekaligus diantar balik juga. Tapi eh tapi, nggak ada yang mau diajakin. Huh!!!
Emang sih, udah pernah ke nusakambangan. Tapi kan dari pelabuhan berbeda dan lewat jalur berbeda, dan yang pasti menggunakan kapal penyeberangan. Kalau kali ini kan benar-benar wisata, pakai sampan pula. Baiklah, mungkin lain kali ya.
Baca juga Jalan-jalan Mangrove Kadilangu
Pemecah ombak ini biasanya digunakan orang-orang yang ingin menguji nyali, berjalan di atas beton dengan lebar sekitar 30 cm dengan ombak di bawahnya dan angin semilir yang makin kencang semakin ke tengah. Tapi, ada juga yang sengaja menuju ujung pemecah ombak untuk sekedar memanding ikan. Asyik deh pokoknya.
Puas bermain di pantai, kami shalat dzuhur bergantian. Obyek berikutnya adalah benteng pendem cilacap yang tidak jauh dari pantai. Tinggal nyebrang jalan aja. Sayangnya, nggak bisa masuk area pengolahan minyak ya. hahaha … ya iyalah.
Dulu sih pernah masuk ke sana, tapi itu juga karena rombongan pelajar se-kabupaten. Kalau orang umum, jelas nggak boleh masuk. Dan lagi, tidak boleh menggunakan ponsel atau kamera di area pengolahan minyak, bahaya katanya.
Oh ya balik ke benteng pendem. Sambung ke postingan berikutnya aja ya, hehehe
salfok ke tempe mendoannya :D
BalasHapusayok mampir ke sini
Hapusnanti sy buatnya mendoan anget #ehe